Akhirnya gua diterima di ISI yogyakarta jurusan Televisi dan Film. Gua gak nyangka banget apalagi di gelombang pertama gua gak ketrima. Tapi alhamdulilah di sini Gua udah bisa masuk gelombang kedua, Meski bayarannya rada mahalan dikit. Gua termasuk orang beruntung, soalnya ada kadang yang nyoba sampai 3 bahkan 4 kali gak di terima. Temen gua misalnya yang dari karawang, dia udah nyoba 3 kali tapi gagal juga. Selanjutnya temen gua yang dari kebon jeruk. Dia adalah temen pertama gua waktu gua tes di ISI namanya adalah Aldo. Asalnya dari kebon Jeruk Jakarta. Kami berdua pernah berjanji bakalan ketrima di gelombang ke dua ini tapi sayangnya Gua ketrima dan dia enggak. Sebabnya sih cuma gara- gara pengujinya doang pas waktu tes wawancara. Kala itu gua aturan pertama kali di panggil tapi karena Nyokap minta buat pergi cari makan dulu akhirnya ya gua turutin. Eh ternyata giliran gua udah terlewati, dan gara- gara itu gua gak jadi dapet penguji yang waktu gelombang pertama dulu. Btw, penguji yang nguji gua waktu pertama itu orangnya rada- rada jutek sih dan dia menilai kemampuan orang dari nilainya. Pada waktu itu nilai un gua lupa sih jadi gua ngomongnya rada ngasal. Sebenarnya juga gak jelek- jelek amat sih nilai Gua kala itu, Yah tapi untungnya di Gelombang 2 ini gua gak ketemu orang itu gara- gara suatu kesalahan yang merupakan keberuntungan buat gua. Gua dapet penguji yang enak sedangkan si Aldo dapet penguji gua waktu gelombang pertama itu. Padahal dulu dia dapetnya penguji yang enak cewek seperti yang gua dapet sekarang. Jadi intinya gua sama Aldo tukaran penguji wkwkwk. Tapi walaupun dia belum masuk tahun ini gua masih nunggu dia buat masuk tahun depan moga- moga dia masuk. Bersama Danu dan Frishen.
Temen baru di tempat baru, kadang membuat gua rada- rada minder sih. Karena gua emang oragnya lebih suka menyendiri. Bukan berarti gua gak mau mendekati mereka, akan tetapi ketika gua udah ngumpul sama banyak orang gua gak tau mau ngomong apa. Gua juga takut salah ngomong ntar gua dikiranya aneh. Makanya gua lebih baik menjadi pendiam untuk sementara waktu.
Diatas adalah foto- foto sebelum berangkat ke parang tritis rencanya sih untuk meet up pertama kali ini bakalan di laksanakan disana. Lu bisa lihat gua yang memakai jaket warna biru sok cuek padahal ya nggak. Kami semua kumpul di UPT perpus pada jam 8 yang ternyata molor sampai jam 10 karena nungguin yang lainnya. Saat gua datang, gua berjabat tangan satu- satu dengan mereka dan memperkenalkan nama gua. Kebanyakan dengan cowok sih gua mau jabatan tangan sama cewek eh malah gua nya yang dikacangain jadi lebih baik gua diem aja dan gua duduk di samping temen gua. Namanya Rofif dia berasal dari aceh.
Setelah semuanya sudah berkumpul kami semua berangkat menuju pantai parang tritis. Gua waktu itu memboncengin seorang perempuan namanya adalah Sisca. Dia memakai kacamata seperti gua. Orangnya baik dan juga santai sama gua. Di perjalan gua berbincang- bincang sama dia.
Sampai di ParangTritis kami semua membuat sebuah lingkaran. Sepertinya gua udah 2 kali datang kesini. Pertama sama anak- anak osis kedua sama temen- temen gua sekelas.
Satu persatu dari kami berdiri dan memperkenalkan diri. Semuanya tertawa ketika satu persatu dari kami berdiri dan memperkenalkan diri. Seru- seruan bareng pokoknya. Suasana pantai dan hembusan angin membuat kami semua semakin akrab. beberapa diantara mereka ada yang sudah mengenal dari pas tes. Mungkin cuma gua aja yang belum kenal mereka semua karena gua dulu tes juga sendiri ditemeni kating dan yang kedua gua di temenin nyokap. Perlahan- lahan gua juga harus mengikuti mereka. Supaya gua juga bisa akrab dengan mereka.
Ketika matahari sudah mencapai atas kami mencari tempat untuk berteduh dan memesan minum. Ada beberapa teman juga membawa makanan yang langsung kami makan rame- rame. Waktu serasa berjalan begitu lama ketika kami bersama- sama. Meskipun beberapa diantara kami ada yang kayak gua, lebih suka untuk tidak membaur. karena mungkin juga belum terlalu akrab dengan mereka. Gua duduk dengan temen gua namanya koko. Giginya koko ompong tengah katanya sih dulu dia nabrak tentara yang abis baris. Lucu juga ya kok bisa sampai kayak gitu. Gua bicara beberapa kata sama koko enak juga sih orangnya diajak ngobrol. Saat gua sama koko asik- asiknya ngobrol temen gua cewek satu namanya Traska mendekat ke samping kanan gua.
"Ini kartunya" Koko mengeluarkan kartu perdana di dalam tasnya dan memberikannya ke Traska
"Wahh.. makasih koko" Traska mengambilnya kemudian memberikan uang ke koko
"Jadi kemarin kamu jadi ko beliin mereka kartu" Kata gua heboh
"Iya" Kata koko kalem sambil menganggukkan kepalanya
"Coba lihat ka" Gua mengambil kartu itu
"Kamu kok mirip kayak temenku ya" Traska mantengin muka gua
"Ah masa sih" Gua memasang muka gak percaya
"Iya beneran" Dia masih ngotot
Dalam benak gua temennya yang mirip gua itu mungkin dia jadi orang paling gak beruntung di dunia jika itu memang benar. Traska masih bincang- bincang sama gua. Dia bicara soal kotanya bogor dan macam- macam. Koko mulai pergi meninggalkan kami berdua. Gua rada geser ke kiri dan berbicara sama Amal. Traska mulai berdiri dan pergi setelah berbincang- bincang dengan gua.
"Kamu amal" gua menoleh ke arahnya
"Iya.. kalo gak salah kamu iwa ya" Amal rada- rada lupa nama gua.
"Kamu gelombang dua ya ? sama kayak aku" Kata gua
"Sebenarnya sih gini, aku dulu tuh mau ikut tes gelombang satu tapi aku salah ngambil prodi fotografi jadi aku gak ambil. Oh iya kamu dulu gimana tesnya"
"Oh gitu. Aku dulu udah pernah nyoba sih gelombang satu tapi sayangya aku gagal. Gara- gara pas tes wawancara yang nguji orangnya jutek banget. Orangnya pake baju putih rada tua terus cukurannya pendek kayaknya"
"aku dulu kayaknya juga yang ngetes orang itu deh" Amal mengingat- ngingat
"beneran.. ?. Tapi untungnya yang ke dua aku bukan dia. kamu dulu wawancara pake apa vidio apa kayak Naskah skenario gitu" Kata gua
"aku pake video. tapi dulu aku sempet pake naskah cuma 3 lembar" Jawab Amal
"Oh kalo aku cuma pake naskah waktu itu tapi sekitar 11- 15 lembar punyaku. Genrenya komedi sih mirip kayak Malam minggu miko gitu. Tapi aku buat beda" Kata gua
"Oalah, kamu ngetik pake apa skenario itu pake apa"
"Aku pake final draft sama amazon story builder"
"Itu offline atau online"
"Yang final draft offline kalo amazon Online"
"Oh gitu, aku dulu ngetik pake celtiq jadi dan itu sebelnya kalo pas mau ngesave dan kalo pas koneksi lemot bisa- bisa naskah gak ke save" Kata Amal
"Begitukah.. hahaha. kamu coba aja pake final draft biar gampang" Ujar gua
"Oke ntar kapan- kapan aku coba" Amar mulai berdiri dan meninggalkan gua bergabung dengan lainnya.
Gua di belakang sendiri dan mulai melihat mereka dari belakang. Salah seorang temen gua mengajak kami semua untuk pergi ke pantai. Namanya adalah Alice dia memang sepertinya cewek yang paling semangat. Beberapa mengikutinya dan mulai mencincingkan celananya dan bermain air di pinggiran pantai. Akhirnya kami semua menuju ke arah mereka. Rencanya kami akan berfoto bersama di pantai menggunakan jas almamater. Gua udah membawa jasnya di dalam tas dan siap mengenakannya.
Meskipun beberapa ada yang gak bawa jas tapi tak apa. Batas kekompakan tidak bisa diukur hanya dengan Jas saja, Gua harap sampai 4 tahun kedepan kami akan terus seperti ini berjalan beriringan dan menggapai masa depan bersama.
Komentar
Posting Komentar