Siap Sedia, dan Mengerti apa yang dibutuhkan
Ketika kita pertama kali berada di dunia, keluarga merupakan sebuah organisasi yang kita kenal. Terutama Ibu, beliau merupakan teman pertama kita. Selanjutnya Ayah, kakak mungkin, dan orang- orang lain yang memiliki ikatan dengan mereka.
Ibu mengenalkan kita kepada keluarganya, meliputi : Saudara, Saudari yang kita panggil paman ataupun bibi, dan orang tua beliau yang kita panggil kakek ataupun nenek.
Ayahpun juga demikian, sama halnya ibu beliau juga memiliki keluarga.
Awal tahapan belajar kita adalah lewat keluarga disana kita dapat mengenal kepribadian kita yang mulai terbentuk serta sifat kita. Ketika kita memiliki kepribadian sama seperti orang tua kita, itu hal wajar, karena kepribadaian bisa menurun lewat keturunan. Fisikmu saja juga pasti mirip orang tuamu bukan ?, jika tidak, mungkin kamu perlu bertanya pada mereka, atau mungkin cara berdandanmu berlebihan.
Anak- anak menirukan apa yang dia lihat. Anak- anak dekat dengan orang- orang di dalam lingkaran keluarga. Jadi mulalilah proses Imitasi, proses menirukan apa- apa saja yang dilakukan oleh keluarganya. Semisal ayah sering menggosk gigi waktu malam, anaknya akan menirukan hal yang sama, Ataupun ibunya sering menggoyangkan kaki di kursi, anaknya akan melakukan hal sama. Ketika percobaan yang dilakukan anak tersebut berhasil dan menyenangkan, dia akan mengulang kegiatan tersebut dan akhirnya menjadi kebisasaan. Oleh sebab itu harus hati- hati dalam melakukan sesuatu ketika sudah memiliki anak. Selain menirukan, mereka juga memiliki tingkat penasaran yang tinggi. Alias Keponya udah tingkat dewa !
Ayah merokok dilihat anak, dia akan mencoba mengambil kertas lalu membakar dan menghisapnya
Ibu memotong- motong bawang dengan pisau sambil menangis karena kena bawang, anaknya akan menirukan dengan mengambil pisau lalu mencoba memotong sesuatu.
Itu benda tajam ibu, jadi jika terjadi sesuatu pada anaknya, Anda akan menangis secara terang- terangan. Oleh karena itu ibu, berhati- hatilah. Benda- benda yang dapat membahayakan anak harus dijauhkan dari jangkauan mereka oke.
Ketika kita pertama kali berada di dunia, keluarga merupakan sebuah organisasi yang kita kenal. Terutama Ibu, beliau merupakan teman pertama kita. Selanjutnya Ayah, kakak mungkin, dan orang- orang lain yang memiliki ikatan dengan mereka.
Ibu mengenalkan kita kepada keluarganya, meliputi : Saudara, Saudari yang kita panggil paman ataupun bibi, dan orang tua beliau yang kita panggil kakek ataupun nenek.
Ayahpun juga demikian, sama halnya ibu beliau juga memiliki keluarga.
Awal tahapan belajar kita adalah lewat keluarga disana kita dapat mengenal kepribadian kita yang mulai terbentuk serta sifat kita. Ketika kita memiliki kepribadian sama seperti orang tua kita, itu hal wajar, karena kepribadaian bisa menurun lewat keturunan. Fisikmu saja juga pasti mirip orang tuamu bukan ?, jika tidak, mungkin kamu perlu bertanya pada mereka, atau mungkin cara berdandanmu berlebihan.
Anak- anak menirukan apa yang dia lihat. Anak- anak dekat dengan orang- orang di dalam lingkaran keluarga. Jadi mulalilah proses Imitasi, proses menirukan apa- apa saja yang dilakukan oleh keluarganya. Semisal ayah sering menggosk gigi waktu malam, anaknya akan menirukan hal yang sama, Ataupun ibunya sering menggoyangkan kaki di kursi, anaknya akan melakukan hal sama. Ketika percobaan yang dilakukan anak tersebut berhasil dan menyenangkan, dia akan mengulang kegiatan tersebut dan akhirnya menjadi kebisasaan. Oleh sebab itu harus hati- hati dalam melakukan sesuatu ketika sudah memiliki anak. Selain menirukan, mereka juga memiliki tingkat penasaran yang tinggi. Alias Keponya udah tingkat dewa !
Ayah merokok dilihat anak, dia akan mencoba mengambil kertas lalu membakar dan menghisapnya
Ibu memotong- motong bawang dengan pisau sambil menangis karena kena bawang, anaknya akan menirukan dengan mengambil pisau lalu mencoba memotong sesuatu.
Itu benda tajam ibu, jadi jika terjadi sesuatu pada anaknya, Anda akan menangis secara terang- terangan. Oleh karena itu ibu, berhati- hatilah. Benda- benda yang dapat membahayakan anak harus dijauhkan dari jangkauan mereka oke.
Siap - Selalu ada untuk si buah hati. Bahkan sebelum dia membutuhkan pertolongan. Sikap kepekaan kita harus tinggi. Untuk itu memperhatikan buah hati, dan mengerti apa- apa saja kebiasaannya bisa sangat membantu untuk mengetahui keadaan buah hati seperti apa.
Sedia - Berada di dekatnya dalam setiap aktivitas si buah hati. Ketika kita tak ada di dekatnya, buah hati anda bisa melakukan hal- hal yang bisa membahayakan karena rasa ingin tahu yang tinggi.
Pengertian - Dalam menyikapi apa- apa saja yang di perbuat oleh anak, diperlukan pengertian secara perlahan. Tanpa tindakan menekan terlalu belebihan terhadapnya. Kesalahan anak bisa diarahkan ke jalur yang lebih baik agar dia tidak mengulangi kesalahannya. Bukannya diberi pelajaran dengan pukulan, ini anak anda bukan samsak tinju.
Dididik dengan sistem Kekeluargaan menggunakan aspek siap, sedia dan pengertian. Merupakan sebuah cara untuk anak- anak agar menyukai dunia pendidikan dan senang akan hal- hal baru tanpa takut, serta ragu- ragu mempelajarinya. AppletreBsd memiliki kemampuan tersebut, karena dalam tenaga didiknya mendalami peran penting terhadap perkembangan anak.
Setiap satu orang anak di indonesia merupakan sebuah aset negara, oleh karena itu kita harus menjaganya dengan sepenuh hati.
Komentar
Posting Komentar