Minggu kemarin gua gak jadi pulang. Dikarenakan gua masih ada produksi Film Perda yaitu "PRASONGKO" yang tinggal 2 scene lagi. Gua memang menunggu- nunggu pengen pulang kampung karena ada sesuatu. Tapi sesuatu itu yang ternyata malah menghancurkan gua.
Setelah habis produksi hari jumat. Gua bingung mau ngapain, Biasanya kalo lagi gabut gua bakalan nulis ngelanjutin "INSTIGATORS" Project Gua sama Danu. 2 Hari gua nulis full sampai sekitar sehari gua dapet 15 halaman. Meskipun gua sebenarnya badmood tapi bila gua udah nulis serasa badmood itu hilang. Karena ketika gua nulis gua sekalian berimajinasi menghilangkan masalah yang ada.
Di hari minggu gua pengen nerusin nulis lagi sampai 1 hari full buat kelarin plot kedua. Tapi Danu mengajak gua buat pergi Refreshing. Gua sebenarnya mager banget waktu itu. Saat gua nulis, pintu kosan gua di gedor- gedor Danu.
"Ayok kita pergi anjeng ?"
"Mager gua nu lu pergi aja sendiri"
"Cacad"
Gua dan dia beradu mulut. Tapi gua tetap gak mau, apalagi waktu itu udah kayak mau hujan. Akan tetapi Danu bersikeras buat pergi dia mencoba mengajak Frishen dan Bayu. Namun mereka gak mau ikut, dan malah bermain game. Ketika gua asik- asiknya nulis tiba- tiba gua stuck. Danu melihat gua udah bertingkah aneh. Dia tahu kalo gua udah lagi Stuck bakalan diem di laptop dan memegang- megang keyboardnya sambil menatap lurus kedepan.
"Lu lagi stuck ya"
"Gak"
"Halah jangan bohong lu gua tahu kebiasaan lu kalo lagi stuck"
"Gak gua cuman istriahat bentar gua udah punya idenya tinggal merangkainya doang"
"Lu stuck di merangkainya kan makany ayo kita refresing biar lu ntar dapet ide baru lagi yang lebih bagus dari sekarang"
Gua gak bisa bilang tidak karena gua sendiri kali ini udah benar- benar Stuck. Oke, Akhirnya kami berdua benar- benar berangkat buat berlibur hanya 2 orang saja. Andai saja gua punya cewek pasti dari tadi gua udah cabut, Tapi nyatanya gua gak punya cewek, dan gua masih labil antar fokus nulis atau cinta- cintaan. Gua juga gampang kasihan sama cewek padahal belum tentu mereka kasihan pada kita. Padahal itu yang bakalan ngehancurin diri gua sendiri.
Sebelum gua pergi sama danu, gua bingung mau kemana. Danu ngajakin ke pantai, tapi pantai sungguh- sungguh membosankan buat gua. Sambil mikir mau kemana jadi Danu ngajakin ngambil duit di ATM bank Sinarmas. Gua juga rencananya mau ngambil sekalian.
Sayangnya atm disana tidak bisa depergunakan dan akhirnya kami berdua ke Atm bank mandiri. Setelah keluar dari bank kami berdua memutuskan untuk pergi ke gumuk pasir. Dengan menggunakan Google maps kami meluncur ke lokasi.
Tempatnya bedara di dekat parang tritis. Menurut gua ini termasuk perjalana yang jauh gua rasa tapi Danu tetap ngotot kalau deket. Perjalanan memakan waktu kurang lebih setengah jam lebih dikit. Terik matahari sangat panas pada waktu itu. Tapi itu tidak mematahkan semangat jalan- jalan kami berdua.
Sekitar pukul 13.40 gua dan danu hampir mendekati parang tritis. Kami berdua berfikir dua kali ketika mau masuk karena bayar pake duit. Btw kemarin itu duit kami tinggal 50 ribu. Sangat disayangkan bila untuk berfoya- foya. Jadi kami berdua gak jadi ke sana. kami mengambil jalur kiri setelah jembatan. Disana ada patokan tulisan Goa Jepang. Gua rada- rada gak yakin sih sama ini. Tapi rasa penasaran kami berdua membuat kami gelap mata. Gua sama danu yakin- yakin aja. jalanan pertama sih masih bagus beraspal. kemudian ketika patok jalan menyuruh kami untuk belok kanan disitulah kengerian terjadi. Danu udah feeling gak enak.
"Ini beneran di lanjutin kagak" Kata danu
"Lanjut aja udah sampai sini kok nanggung" Jawa Gua
Kami memasuki jalan tersebut. perlahan- lahan kami sepertinya masuk ke perkampungan. Selain itu jalan juga semakin menanjak. Di saat menanjak itulah entah mengapa lama- kelamaan semakin sepi suasananya.
Setelah habis produksi hari jumat. Gua bingung mau ngapain, Biasanya kalo lagi gabut gua bakalan nulis ngelanjutin "INSTIGATORS" Project Gua sama Danu. 2 Hari gua nulis full sampai sekitar sehari gua dapet 15 halaman. Meskipun gua sebenarnya badmood tapi bila gua udah nulis serasa badmood itu hilang. Karena ketika gua nulis gua sekalian berimajinasi menghilangkan masalah yang ada.
Di hari minggu gua pengen nerusin nulis lagi sampai 1 hari full buat kelarin plot kedua. Tapi Danu mengajak gua buat pergi Refreshing. Gua sebenarnya mager banget waktu itu. Saat gua nulis, pintu kosan gua di gedor- gedor Danu.
"Ayok kita pergi anjeng ?"
"Mager gua nu lu pergi aja sendiri"
"Cacad"
Gua dan dia beradu mulut. Tapi gua tetap gak mau, apalagi waktu itu udah kayak mau hujan. Akan tetapi Danu bersikeras buat pergi dia mencoba mengajak Frishen dan Bayu. Namun mereka gak mau ikut, dan malah bermain game. Ketika gua asik- asiknya nulis tiba- tiba gua stuck. Danu melihat gua udah bertingkah aneh. Dia tahu kalo gua udah lagi Stuck bakalan diem di laptop dan memegang- megang keyboardnya sambil menatap lurus kedepan.
"Lu lagi stuck ya"
"Gak"
"Halah jangan bohong lu gua tahu kebiasaan lu kalo lagi stuck"
"Gak gua cuman istriahat bentar gua udah punya idenya tinggal merangkainya doang"
"Lu stuck di merangkainya kan makany ayo kita refresing biar lu ntar dapet ide baru lagi yang lebih bagus dari sekarang"
Gua gak bisa bilang tidak karena gua sendiri kali ini udah benar- benar Stuck. Oke, Akhirnya kami berdua benar- benar berangkat buat berlibur hanya 2 orang saja. Andai saja gua punya cewek pasti dari tadi gua udah cabut, Tapi nyatanya gua gak punya cewek, dan gua masih labil antar fokus nulis atau cinta- cintaan. Gua juga gampang kasihan sama cewek padahal belum tentu mereka kasihan pada kita. Padahal itu yang bakalan ngehancurin diri gua sendiri.
Sebelum gua pergi sama danu, gua bingung mau kemana. Danu ngajakin ke pantai, tapi pantai sungguh- sungguh membosankan buat gua. Sambil mikir mau kemana jadi Danu ngajakin ngambil duit di ATM bank Sinarmas. Gua juga rencananya mau ngambil sekalian.
Sayangnya atm disana tidak bisa depergunakan dan akhirnya kami berdua ke Atm bank mandiri. Setelah keluar dari bank kami berdua memutuskan untuk pergi ke gumuk pasir. Dengan menggunakan Google maps kami meluncur ke lokasi.
Tempatnya bedara di dekat parang tritis. Menurut gua ini termasuk perjalana yang jauh gua rasa tapi Danu tetap ngotot kalau deket. Perjalanan memakan waktu kurang lebih setengah jam lebih dikit. Terik matahari sangat panas pada waktu itu. Tapi itu tidak mematahkan semangat jalan- jalan kami berdua.
Sekitar pukul 13.40 gua dan danu hampir mendekati parang tritis. Kami berdua berfikir dua kali ketika mau masuk karena bayar pake duit. Btw kemarin itu duit kami tinggal 50 ribu. Sangat disayangkan bila untuk berfoya- foya. Jadi kami berdua gak jadi ke sana. kami mengambil jalur kiri setelah jembatan. Disana ada patokan tulisan Goa Jepang. Gua rada- rada gak yakin sih sama ini. Tapi rasa penasaran kami berdua membuat kami gelap mata. Gua sama danu yakin- yakin aja. jalanan pertama sih masih bagus beraspal. kemudian ketika patok jalan menyuruh kami untuk belok kanan disitulah kengerian terjadi. Danu udah feeling gak enak.
"Ini beneran di lanjutin kagak" Kata danu
"Lanjut aja udah sampai sini kok nanggung" Jawa Gua
Kami memasuki jalan tersebut. perlahan- lahan kami sepertinya masuk ke perkampungan. Selain itu jalan juga semakin menanjak. Di saat menanjak itulah entah mengapa lama- kelamaan semakin sepi suasananya.
Danu berteriak ke kuping gua.
"Wa.. Anjinggg...." Seru danu
"Kampret lu ngatain gua" jawab gua sebel
"Bukan itu ada Anjing" Danu menunjuk ke arah anjing itu
"Anjenggg" Kami berdua berseru bersama
Karena ada beberapa anjing di tengah jalan kami berdua berbalik arah. Gua masih pengen pulang tanpa ada baju ataupun pantat yang robek. Maka kami berdua akhirnya memutuskan ke parangtrits walaupun masuknya bayar. Tapi untungnya ketika gua mau ngasih uang ke penjaga ternyata kami berdua di biarkan masuk. Sungguh keberuntungan tak terduga. Karena keberuntungan itupun membuat gua dan Danu kalap. Melihat gumuk pasir dan parang tritis yang menurut kami kurang seru, Membuat kami berdua pergi mencaria tempat lain untuk berlibur.
"Nu kita lurus aja ?"
"Iya katanya dekat parang tritis ini ada pantai"
"Oke"
Gua memacu montor dengan cepat karena semangat Danupun demikian. Selama kami berdua berada di atas montor kami tak menemukan patokan pantai. Mungkin kami masih belum jauh dalam mencarinya. Pantai parang triti masih terlihat dari bawah saat kami melalui tanjakan. Disamping kiri dan kanan kami terdapat banyak sekali losmen. Dan satu buah kolor nyasang di ranting pohon
"Nu... nu... nuu"
"apaaan "
"Itu ada kolor"
"anjir gua kira apaan"
Perjalanan kami masih belum sampai- sampai. Padahal kami sudah menaiki montor lama dan bokong kami terasa panas. Tak kunjung kunjung ada patokan pantai hingga membuat kami frustasi.
Berulang kali kami mau coba bertanya tapi tidak menemukan orang yang pas. Hingga kami bertemu dengan seorang cowok bersandar di montor verzanya. Kamipun mennyainya
"Mas ini kalo ke pantai kemana ya ?"
"Lurus aja mas ntar ada perempatan belok kanan ada pantai" Jawab dia
"Oh oke mas, mas ngomong- ngomong ini dimana ya ?" Kata gua
"ini gunung kidul"
"hah" gua kaget
berarti pantes dari tadi gua udah ngerasa ada yang beda dan ternyata benar. Kami sekarang berada di gunung kidul. Bila di lihat ini adalah tempat yang lumayan jauh dari bantul. Tapi gua dan Danu gak menyerah sampai kami menemukan pantai. Dengan patokan yang di berikan mas- mas tadi kami berdua mencoba mencari pantai tersebut.
Hingga kami akhirnya menemukan sebuah pantai dengan nama Wohkudu. meskipun perjalanan jauh kami tempuh untuk mencapainya. Sekarang telah terbayar sudah dengan beberapa foto- foto yang kami ambil disana.
Tak ada yang sia- sia jika kita berjuang meskipun itu gagal ataupun berhasil.
Kami menghabiskan waktu sampai jam 5 sore disana sebenarnya kami ingin melanjutkan ke pantai lainnya. Tapi tenaga kami sudah terkuras habis untuk perjalan ke sana. Mungkin kapan- kapan saja.
Petualangan kami tak cukup sampai disitu, Saat pulang ada tantangan yang lebih menegangkan daripada ini. Waktu itu gua pulang sama danu masih belum terlalu malam. Tapi ketika kami mulai memasuki Hutan, begitu gelap jalanan disana. Membuat bulu kuduk gua merinding, Kami tidak memikirkan sampai sejauh itu, gua kira jalan pulang bakalan dikasih lampu eh ternyata tidak. Tak ada penerangan sama sekali saat kami melintasi hutan Gunung kidul. Berhenti di beberapa patokan agar kami tidak salah jalan, gua pengennya sih rada- rada cepat lewat imogiri tapi Danu bilang daripada kita nanti gak tau jalan lebih baik kita ikutin jalan berangkat kita tadi. Sembari menelusuri jalan yang semakin gelap gua komat- kami baca mantra.
"Nu bantuin gua ya"
"Apa?"
"Baca Doa"
"Gua dari tadi juga baca doa bego"
Kami berdua komat- kamit sampai jalanan terang lagi. Ketika jalanan mulai rame kami bersyukur dan ketika jalanan mulai sepi kami komat- kamit lagi. Hingga ada sebuah Truk di depan, gua dan Danu memiliki ide untuk mengikutinya karena kami juga gak terlalu ngelihat jalan kalo malam. Dengan adanya Truk itu jalanan menjadi terang. Gua berada di depan truk. Sekarang kami bisa bernafas lega untuk beberapa saat. Hingga kami berhasil melewati hutan itu. Puji tuhan kami panjatkan. Untungnya kita gak kesasar ataupun ada yang ngikutin kita dari belakang (Bisa begal ataupun Makhluk halus). Jam 8.00 kami sampai di kosan. tapi sebelum itu gua beli tolak angin dan Vitacimin biar gak sakit. Dan dilanjut ke burju buat makan magelangan. Hari itu benar- benar tak direncanakan sama sekali.
Komentar
Posting Komentar